A. Pengorganisasian struktur Manajemen
1. Struktur Organisasi
PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
organisasi adalah susunan dari komponen-komponen dalam suatu
organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian
kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut dikordinasikan. Selain itu struktur
organisasi juga menunjukan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran
perintah dan penyampaian laporan.2. Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen
A. Definisi Pengorganisasian
- Menurut Cefto Samuel C, The proccess of establishing ordrly uses for all oeganizational's resources. (pengorganisasian merupakan proses mengatur semua kegiatan secara sistematis dalam mengelola sumber daya)
- Menurut Williams Chuck, Deciding where decision will be made, who will do that jobs and task, and who will work for whom. (memutuskan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melakukan pekerjaan dan tugas itu, dan siapa yang akan bekerja serta untuk siapa mpekerjaan itu dilakukan)
- Menurut Daft Richard, Pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan stategis.
Jadi, perngorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai
tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber
daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan
penataan dari karyawan.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai
tujuan perusahaan
Dengan kata lain pengorganisasian adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan
harus diambil.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan
sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan
penataan dari karyawan. Hal pokok yang perlu diperhatikan dari pengorganisasian
:
1.
Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
2.
Menganalisa beban kerja masing – masing satuan
organisasi.
3.
Membuat job description ( uraian pekerjaan)
4.
Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan
atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing –
masing satuan organisasi.
B. Prinsip
Dasar Koordinasi / Organizing :
1.
Seseorang yang duduk di satuan organisasi harus
memiliki kompentensi , yaitu kemampuan dan kemauan.
2.
Memiliki karakter, yaitu sikap dan kepribadian yang
sesuai dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.
3.
memiliki talenta, yaitu bakat dan potensi yang sesuai
dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.
4.
Memiliki komitmen, yaitu keikatan dan loyalitas dalam
berorganisasi.
Agar karyawan dapat menjalankan prinsip dasar dengan baik dan memiliki
performa yang layak, manajemen berkewajiban mengembangkan para pegawai. Untuk
itu perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :
1.
Untuk membentuk kompetensi, manajemen dapat
meningkatkan kemampuan lewat on the job training dan atau off the job training.
·
On the job training adalah pelatihan di tempat
kerja, bisa berupa magang atau belajar sambil bekerja baik dengan sesama
karyawan yang lebih senior maupun pada atasan mereka.
·
Off the job training adalah melatih kompetensi
di luar tempat kerja. Pelatihan ini bersifat teoritis seperti yang dilakukan
oleh lembaga – lembaga pendidikan formal seperti diploma, strata, maupun kursus
yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun lembaga lain.
Kedua komponen inilah ( kemampuan dan kemauan ) yang dapat melihat
kematangan seseorang dalam bekerja, yaitu seorang karyawan dapat dikatakan
matang dalam bekerja jika dia memiliki kemampuan yang cukup dan semangat kerja
yang tinggi.
2.
Pembentukan karakter dapat dibentuk melalui proses
pembentukan kompetensi, yang umumnya dibentuk melalui : adanya pembaruan
pengetahuan ( up date knowledge ) yang dalam proses terus-menerus akan berubah
menjadi sikap yang selanjutnya menjadi prilaku yang selaras dengan visi dan
misi yang ditetapkan oleh manajemen,
3.
Memiliki talenta. Talenta sering diterjemahkan dengan bakat
potensi. Bakat merupakan sikap bawaan seseorang yang belum siap pakai untuk
melakukan aktivitas secara layak. Potensi merupakan bakat yang telah siap pakai
karena adanya proses pembelajaran, pelatihan, dan proses lain yang dilakukan
oleh seseorang.
4.
Komitmen adalah suatu keadaan dimana seorang pekerja
atau karyawan memiliki tingkat kelekatan ( kohesif ) yang tinggi pada
organisasi dan manajemen. Komitmen dapat dibentuk apabila prinsip dasar (
kompetensi, karakter, dan talenta ) dapat dilalui manajemen dengan baik.
C. Pendelegasian
Dan Desentralisasi Wewenang
Pendelegasian merupakan alokasi atau pembebanan tugas,
wewenang dan permintaan akan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Untuk
efektifnya pendelegasian ada beberapa syarat :
- Rencana dan kebijaksanaan harus jelas
- Tugas dan wewenang harus dibatasi dengan yang diharapkan
- Orang yang diberi tugas disiplin yang terbaik
- Komunikasi secara terbuk
- Sistem pengawasan perlu diciptakan
Tindak lanjut ialah perlunya diadakan desentralisasi wewenang secara konsekuen. Akan tetapi biasanya orang takut
untuk mengadakan desentralisasi karena :
- Biayanya tidak sedikit.
- Hilangnya uniformitas kebijaksanaan.
- Terlalu luasnya pengawasan.
- Proses pengambilan keputusan yang sulit dll
Desentralisasi pada suatu saat pasti diperlukan karena :
- Kecenderungan orang ingin bebas mengambil keputusan.
- Dinamika usaha memerlukan putusan cepat.
- Makin bertambahnya orang yang mampu mengelola organisasi.
- Teknik pengawasan berkembang dengan baik
D. Departementasi
dan Pembagian Kerja
Departementasi merupakan pengelompokkan
kegiatan kerja yang hampir sama dan erat hubunganya satu
dengan yang lainnya. Pembagian kerja merupakan pemecahan
tugas sedemikian rupa sehingga orang perorang di dalam organisasi bertanggung jawab pada dan melaksanakan kegiatan tertentu saja.
Pembagian kerja dalam ilmui ekonomi lebih dikenal dengan spesialisasi.
Pembagian kerja pada akhirnya akan
menghasilkan departemen- departemen dan job description
dari masing-masing departemen sampai unit-unit terkecil
dalam organisasi. Beberapa dasar dalam departementasi:
·
Departemen fungsional
Pekerjaan dapat dikelompokkan menurut fungsi dari organisasi. Perusahaan bisnis meliputi fungsi seperti : produksi, pemasaran,
keuangan, akunting dan personalia Rumah sakit
meliputi fungsi seperti : bedah, psikiatri, rumah tangga, farmasi dan
pesonalia.
·
Departemen territorial
Pembentukan kelompok atas dasar daerah geografis. Logikanya adalah bahwa
semua kegiatan dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan
kepada seorang manajer.
·
Departemen produk
Dalam
banyak perusahaan besar yang produknya beraneka ragam, kegiatan dan personalianya dikelompokkan atas
dasar produk
·
Departementasi pelanggan
Contoh departemntasi yang berorientasi pada pelanggan adalah lembaga pendidikan. Beberapa
lembaga pendidikan menyelenggarakan kuliah-kuliah tetap
dan kuliah ekstensi.
Dalam praktek, dasar-dasar penggolongan itu tidaklah
dianut secara konsekuen, sebab seringkali didasarkan atas
kombinasi dari beberapa dasar yang tersebut di atas.
1. Organisasi Formal
Organisasi
formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas.
Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan
hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara
pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja
direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal
harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur
organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran
(ukuran) satuan kerja.
Unsur dan Tiang Dasar Organisasi Formal
Ada 3 Unsur pokok organisasi formal, yaitu :
1. Sistem kegiatan terkoordinasi
2. Kelompok orang
3. Kerjasama mencapai tujuan
Tiang dasar teori organisasi formal:
1. Pembagian kerja
2. Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal)
3. Struktur
4. Rentang kendali
Ciri-Ciri Organisasi Formal
1. Suatu
organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara
jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah
jabatan-jabatan.
2. Tujuan
atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-tugas
organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban
resmi
3. Kewenangan
untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni,
satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan
tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
4. Garis-garis
kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan
setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas
keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
5. Suatu
sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan
secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan
dalam organisasi.
6. Proesedur
dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni,
peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan
diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka
dengan langganan dan pejabat lainnya.
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
9. Pegawai
dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis,
alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
10. Meskipun
pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan
jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Ciri-ciri
suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut
komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan
antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan
jabatan.
Ada pun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi formal adalah sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
Strategi
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat
disusun diantara para pimpinan dan bawahan. Menurut Chandler, pengubahan
strategi mengakibatkan perubahan desain organisasional. Peningkatan
kompleksitas menyebabkan struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien.
Perusahaan-perusahaan harus mengubah strukturnya menjadi struktur yang
desentralisasi.
2. Lingkungan yang melingkupinya
Dalam hal ini perlu dibedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut :
· Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau secara tiba-tiba.
· Lingkungan
berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi
(perubahan) mungkin terjadi dalam setiap atau seluruh bidang.
· Lingkungan bergejolak (turbulent environment), yaitu lingkungan di mana sering terjadi perubahan secara drastis.
3. Teknologi yang digunakan
Perbedaan
teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang- barang atau jasa
akan membedakan struktur organisasi. Semakin kompleks teknologi, semakin
besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Perusahaan yang ingin
sukses harus memiliki struktur yang sesuai dengan tingkat teknologinya.
4. Ukuran organisasi.
Besarnya
organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat
mempengaruhi struktur organisasi.Semakin besar ukuran organisasi,
struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur
yang tepat.
5. Anggota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan
dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja
sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan
manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran
komunikasi, wewenang dan hubungan diantara satuan kerja pada rancangan
struktur organisasi. Para manajer organisasi, terutama para manajer
puncak, akan mempengaruhi pemilihan strategi, dan pemilihan strategi ini
akan mempengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam organisasi.
2. Organisasi informal
Organisasi
Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar
maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak
seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan
antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak
terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi
seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi
organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang
dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga
dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut
Hicks:
- Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
- Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Organisasi Informal memiliki ciri-ciri :
- Lepas
- Fleksibel
- Tidak terumuskan
- Spontan
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar,
maupun tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak
seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak
hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan organisasi
yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh Organisasi Informal :
1. Arisan ibu-ibu
2. Orang-orang di kendaraan umum
3. Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola.
Sumber
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035431-definisi-dan-pengertian-pengorganisasian-menurut/#ixzz1iK6ktQ19
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2013/01/teori-pengorganisasian-dalam-fungsi.html
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035431-definisi-dan-pengertian-pengorganisasian-menurut/#ixzz1iK6ktQ19
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2013/01/teori-pengorganisasian-dalam-fungsi.html
3. Struktur Orgabisasi PT. Telkom
4. Manfaat Struktur Organisasi
Fungsionalisme struktural adalah
sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan
masyarakat sebagai sebuah struktur
dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.
- Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer.
- Teori struktural fungsional berkaitan erat dengan sebuah struktur yang tercipta dalam masyarakat. Struktural – fungsional, yang berarti struktur dan fungsi. Artinya, manusia memiliki peran dan fungsi masing – masing dalam tatanan struktur masyarakat
Dalam struktur organisasi fungsional,
setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan tempat dan peranan
si pemilik perusahaan. Transisi menuju spesialisasi ini membutuhkan
sebuah perubahan substansial dalam gaya
manajemen pimpinan perusahaan. Sebagai organisasi yang menumbuhkan dan
mengembangkan sejumlah produk dan pasar yang berkaitan, struktur organisasi ini
secara teratur berubah untuk merefleksikan spesialisasi yang lebih besar. Untuk
mengetahui format struktur organisasi fungsional, lihat gambar berikut.
. Manfaat Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi
fungsional, setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan
tempat dan peranan si pemilik perusahaan. Transisi menuju spesialisasi ini
membutuhkan sebuah perubahan substansial dalam gaya manajemen pimpinan
perusahaan. Sebagai organisasi yang menumbuhkan dan mengembangkan sejumlah
produk dan pasar yang berkaitan, struktur organisasi ini secara teratur berubah
untuk merefleksikan spesialisasi yang lebih besar. Untuk mengetahui format
struktur organisasi fungsional, lihat gambar berikut.
Struktur organisasi fungsional
ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
- Efisiensi melalui spesialisasi
- Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana
- Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada level manajemen puncak
- Dapat mendelegasi keputusan operasional sehari-hari
- Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi
Sedangkan
kekurangan dari struktur organisasi fungsional
adalah:
- Menyebabkan spesialisasi yang sempit
- Dapat mendorong timbulnya persaingan dan konflik antar fungsi
- Mengakibatkan sulitnya koordinasi di antara bidang-bidang fungsional
- Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi
- Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis dapat membuat perubahan menjadi sulit
- Membatasi pengembangan keterampilan manajer yang lebih luas
- Orang-orang dikelompokkan ke dalam departemen departemen menurut kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja.
Dengan struktur fungsional, organisasi membentuk divisi-divisi semi otonom, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Masing-masing divisi mengembangkan strategi tingkat unit bisnis dan memiliki fungsi produksi, pemasaran, akuntansi dan fungsi lainnya. Manajer fungsi melapor pada manajer divisi yang kemudian melapor pada manajer korporat. Pembagian divisi pada umumnya dilakukan atas dasar produk, geografis, dan pasar/pelanggan.Struktur fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Individu yang memiliki keahlian yang sama dikelompokkan bersama. Struktur fungsional terdiri dari fungsi-fungsi utama organisasi, yaitu: produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia/SDM.Kelebihan:1. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi2. Memusatkan keahlian organisasi3. Memudahkan manajer dalam melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja karyawan4. Memerlukan koordinasi internal yang minimum5. Meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya6. Sesuai untuk lingkungan yang stabilTipe Struktur FungsionalMendesain struktur berdasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu organisasi/divisi/sub divisi. Misal fungsi niaga, fungsi SDM dan fungsi teknik. Tipe ini memiliki kelebihan seperti berikut.1. Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi2. Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas3. Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialisDan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut:1. Lingkungan stabil2. Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi3. Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsionalNamun tipe fungsional juga memiliki sejumlah keterbatasan, seperti :1. Menekankan pada rutinitas tugas — kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang2. Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit3. Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi4. Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi — dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukanStruktur fungsional – jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen Akunting dan Administratif .Struktur Divisional. Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam: Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
1. Struktur produk – struktur sebuah produk berdasarkan pada pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut.2. Struktur pasar – struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar yang digunakan dan berdasarkan struktur ini, maka akan membedakan divisi dalam struktur.3. Struktur geografis – organisasi besar memiliki kantor di tempat yang berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur. Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.Kelebihan:1. Lebih mudah dalam pengelolaannya karena memecah organisasi menjadi divisi yang lebih kecil.2. Memungkinkan pembuatan keputusan strategis yang lebih luas dan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.3. Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.4. Manajer dapat memilih struktur (produk, geografis, pasar) yang paling sesuai dengan divisinya.5. Sesuai untuk lingkungan yang cepat berubah, tanggapan yang cepat pada perubahan karena adanya.
B. KERUGIAN STRUKTUR FUNGSIONAL DAN STRUKTUR DIVISIONALStruktur Fungsional Kelemahan :1. Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi.2. Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan.3. Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan.4. Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.Struktur Divisional :Kelemahan:1. Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.2. Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.3. Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.4. Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.5. Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.6. Duplikasi sumberdaya lintas divisi.7. Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi.8. Koordinasi yang buruk lintas divisi.9. Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.10. Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
Referensi jurnal:http://repository.binus.ac.id/content/A0172/
B. Actuating Dalam Manajemen
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agarsemua agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapaisasaran yang sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usahaorganisasi. Jadi actuating artinya
menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan
kesadaran secarabersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara
efektif.Dalam hal ini yang dibutuhka adalah kepemimpinan.Actuating
adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untukmelaksanakan secara fisik
kegiatan dari aktivitas tesebut, makamanajer mengambil
tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ),
perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga“
gerakan aksi “ mencakup kegiatan yangdilakukan seorang manager untuk
mengawali dan melanjutkankegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur
perencanaan danpengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.Dari
seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan(actuating) merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalamfungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungandengan aspek-aspek abstrak
proses manajemen, sedangkan fungsiactuating justru lebih menekankan pada
kegiatan yang berhubunganlansung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini,George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakanusaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian
rupahingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaranperusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut
olehkarena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lainmerupakan upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadikenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasianagar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan
(actuating)ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi
untukmengerjakan sesuatu jika :a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,b.
Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,c. Tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih penting,
atau mendesak,d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutane. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut
harmonis.Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut:1.
Mengimplementasikan proses kepemimpinan,pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenagakerja agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalampencapaian tujuan2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin
mengenaipekerjaan3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan4. Proses
implementasi program agar dapat dijalankan olehseluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasiagar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran danproduktifitas
yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar