Evolusi-sistem-informasi-berbasis.html รพ Fokus potensial pada Konsultasi (artificial intelligence/expert sistem – AI/ES) Ide dasar AI adalah komputer dapat deprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia. Sistem pakar adalah suatu sistem yang berfungsi sebagaiseorang spesialis dalam suatu bidang. Sistem yang menggambarkan segala macam sistem yang menerapkan kecerdasan buatan untuk pemecahan masalah dinamakan dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge-bases sistems) Penjelasan lebih lanjut akan dijumpai pada modul terakhir dari materi kuliah SIM. Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan data dan informasi. Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Pada bagian pengolahan dengan komputer terdiri dari lima bidang yakni SIA, SIM, DSS, kantor virtual dan sistem berbasis pengetahuan. Hal tersebut dinamakan dengan sistem informasi berbasis komputer (komputer based information sistem). Gambar 1.10 menunjukkan model CBIS. Komputer-Based Information Sistems (CBIS Information specialist : Adalah
Orang yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem berbasis komputer. Terdapat 5 (lima) golongan utama spesialis informasi, yaitu : § Sistem analyst § Database administrator § Network specialist § Programmer § Operator Kerjasama antar golongan tersebut dilakukan dalam rangka mengembangkan sistem berbasis komputer, secara diagram nampak pada Gambar 1.11. hal tersebut menggambarkan rantai komunikasi tradisional yang menghubungkan pemakai, para spesialis informasi dan komputer. Analis sistem bekerjasama dngan pemakai guna mengembangkan sistem baru dan memperbaiki sistem yang sekarang. Mereka merupakan pakar dalam mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis mengenai cara komputer membantu pemecahan masalah. Pengelola basis data bekerjasama dengan pemakai dan sistem analis dalam membuat basis data yang berisi data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi bagi pemakai. Basis data adalah suatu kumpulan data yang terintegrasi, diatur dan disimpan menurut suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali serta pengelolaannya. Spesialis jaringan bekerja sama dengan analis sistem dan pemakai membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan berbagai sumberdaya komputer yang tersebut. Spesialis jaringan menggambungkan keahlian bidang komputer dan telekomunikasi. Programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem untuk membuat kode instruksi sehingga komputer dapat mengubah data menjadi informasi yang diperlukan pemakai. Operator mengoperasikan peralatan komputer berskala besar (missal mainframe ataupun mini). Operator memantau layar komputer, mengganti ukuran kertas di printer, mengelola perpustakaan dan tugas-tugas serupa lainnya. End User Computing Adalah salah satu metode pengembangan sistem berbasis komputer yang dilakukan oleh pemakai sendiri (user). Perkembangan metode ini didukung oleh : · Meningkatnya pengetahuan mengenai komputer; · Banyaknya permintaan tidak sebanding dengan sumberdaya yang tersedia; · Perangkat keras yang harganya semakin murah; · Perangkat lunak siap pakai semakin banyak. Peranan information specialist (ISp) berubah dari sebagai pengembang menjadi konsultan Justifikasi dan Pengembangan CBIS Pada keadaan awal perusahaan mengeluarkan biaya
komputerisasi dihitung berdasarkan biaya tenaga administrasi yang digantikan. Selanjutnya pada keadaan kemudian biaya komputerisasi dihitung dengan laba yang mungkin akan dihasilkan dengan memanfaatkan sistem berbasis komputer. Sedangkan keadaan Sekarang biaya komputerisasi dihitung dengan ukuran kuantitatif maupun kualitatif. Justifikasi komputer menjadi semakin sukar dengan bangkitnya sistem-sistem yang berorientasi informasi. SIM atau DSS dapat menghasilkan laporan yang berharga, tetapi seberapa berhagakan laporan tersebut ? Nilai sepotong informasi sukar untuk ditaksir. Salah satu pendekatannya adalah dimana perusahaan menerapkan laporan kemudian dibandingkan dengan laba pada periode selama laporan tersebut digunakan dengan laba periode sebelumnya. Hal tersebut hamper tidak mungkin terlaksana dalam dunia bisnis yang dinamis. Umumnya ada banyak factor yang memberi kontribusi pada laba, dan memisahkan salah satu adalah hal yang nyaris mustahil. Karena sukarnya mengukur nilai CBIS, perusahaan sangat hati-hati dalam membuat keputusan untuk menerapkan sistem tersebut. Manajer dan staf banyak menghabiskan waktu untuk mengevaluasi dampak sistem tersebut pada oganisasi. Menjustifikasi CBIS, dengan menggunakan gabungan ukuran-ukuran kuantitatif dan subyektif adalah langkah kunci dalam mencapai sumberdaya yang berharga tersebut.
http://rivanyvanta.blogspot.com/2011/10/
Senin, 18 November 2013
Rabu, 06 November 2013
Tugas Psikologi Manajemen- Pertemuan ke 2
Kamis, 7 November 2013
A. Pengorganisasian struktur Manajemen
1. Struktur Organisasi
2. Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen
A. Definisi Pengorganisasian
5. Kerugian dari Struktur fungsional dan divisional
A. Pengorganisasian struktur Manajemen
1. Struktur Organisasi
PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
organisasi adalah susunan dari komponen-komponen dalam suatu
organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian
kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan
yang berbeda-beda tersebut dikordinasikan. Selain itu struktur
organisasi juga menunjukan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran
perintah dan penyampaian laporan.2. Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen
A. Definisi Pengorganisasian
- Menurut Cefto Samuel C, The proccess of establishing ordrly uses for all oeganizational's resources. (pengorganisasian merupakan proses mengatur semua kegiatan secara sistematis dalam mengelola sumber daya)
- Menurut Williams Chuck, Deciding where decision will be made, who will do that jobs and task, and who will work for whom. (memutuskan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melakukan pekerjaan dan tugas itu, dan siapa yang akan bekerja serta untuk siapa mpekerjaan itu dilakukan)
- Menurut Daft Richard, Pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan stategis.
Jadi, perngorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai
tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber
daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan
penataan dari karyawan.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai
tujuan perusahaan
Dengan kata lain pengorganisasian adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan
harus diambil.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan
sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan
penataan dari karyawan. Hal pokok yang perlu diperhatikan dari pengorganisasian
:
1.
Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
2.
Menganalisa beban kerja masing – masing satuan
organisasi.
3.
Membuat job description ( uraian pekerjaan)
4.
Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan
atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing –
masing satuan organisasi.
B. Prinsip
Dasar Koordinasi / Organizing :
1.
Seseorang yang duduk di satuan organisasi harus
memiliki kompentensi , yaitu kemampuan dan kemauan.
2.
Memiliki karakter, yaitu sikap dan kepribadian yang
sesuai dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.
3.
memiliki talenta, yaitu bakat dan potensi yang sesuai
dengan hal – hal pokok dalam berorganisasi.
4.
Memiliki komitmen, yaitu keikatan dan loyalitas dalam
berorganisasi.
Agar karyawan dapat menjalankan prinsip dasar dengan baik dan memiliki
performa yang layak, manajemen berkewajiban mengembangkan para pegawai. Untuk
itu perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :
1.
Untuk membentuk kompetensi, manajemen dapat
meningkatkan kemampuan lewat on the job training dan atau off the job training.
·
On the job training adalah pelatihan di tempat
kerja, bisa berupa magang atau belajar sambil bekerja baik dengan sesama
karyawan yang lebih senior maupun pada atasan mereka.
·
Off the job training adalah melatih kompetensi
di luar tempat kerja. Pelatihan ini bersifat teoritis seperti yang dilakukan
oleh lembaga – lembaga pendidikan formal seperti diploma, strata, maupun kursus
yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun lembaga lain.
Kedua komponen inilah ( kemampuan dan kemauan ) yang dapat melihat
kematangan seseorang dalam bekerja, yaitu seorang karyawan dapat dikatakan
matang dalam bekerja jika dia memiliki kemampuan yang cukup dan semangat kerja
yang tinggi.
2.
Pembentukan karakter dapat dibentuk melalui proses
pembentukan kompetensi, yang umumnya dibentuk melalui : adanya pembaruan
pengetahuan ( up date knowledge ) yang dalam proses terus-menerus akan berubah
menjadi sikap yang selanjutnya menjadi prilaku yang selaras dengan visi dan
misi yang ditetapkan oleh manajemen,
3.
Memiliki talenta. Talenta sering diterjemahkan dengan bakat
potensi. Bakat merupakan sikap bawaan seseorang yang belum siap pakai untuk
melakukan aktivitas secara layak. Potensi merupakan bakat yang telah siap pakai
karena adanya proses pembelajaran, pelatihan, dan proses lain yang dilakukan
oleh seseorang.
4.
Komitmen adalah suatu keadaan dimana seorang pekerja
atau karyawan memiliki tingkat kelekatan ( kohesif ) yang tinggi pada
organisasi dan manajemen. Komitmen dapat dibentuk apabila prinsip dasar (
kompetensi, karakter, dan talenta ) dapat dilalui manajemen dengan baik.
C. Pendelegasian
Dan Desentralisasi Wewenang
Pendelegasian merupakan alokasi atau pembebanan tugas,
wewenang dan permintaan akan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Untuk
efektifnya pendelegasian ada beberapa syarat :
- Rencana dan kebijaksanaan harus jelas
- Tugas dan wewenang harus dibatasi dengan yang diharapkan
- Orang yang diberi tugas disiplin yang terbaik
- Komunikasi secara terbuk
- Sistem pengawasan perlu diciptakan
Tindak lanjut ialah perlunya diadakan desentralisasi wewenang secara konsekuen. Akan tetapi biasanya orang takut
untuk mengadakan desentralisasi karena :
- Biayanya tidak sedikit.
- Hilangnya uniformitas kebijaksanaan.
- Terlalu luasnya pengawasan.
- Proses pengambilan keputusan yang sulit dll
Desentralisasi pada suatu saat pasti diperlukan karena :
- Kecenderungan orang ingin bebas mengambil keputusan.
- Dinamika usaha memerlukan putusan cepat.
- Makin bertambahnya orang yang mampu mengelola organisasi.
- Teknik pengawasan berkembang dengan baik
D. Departementasi
dan Pembagian Kerja
Departementasi merupakan pengelompokkan
kegiatan kerja yang hampir sama dan erat hubunganya satu
dengan yang lainnya. Pembagian kerja merupakan pemecahan
tugas sedemikian rupa sehingga orang perorang di dalam organisasi bertanggung jawab pada dan melaksanakan kegiatan tertentu saja.
Pembagian kerja dalam ilmui ekonomi lebih dikenal dengan spesialisasi.
Pembagian kerja pada akhirnya akan
menghasilkan departemen- departemen dan job description
dari masing-masing departemen sampai unit-unit terkecil
dalam organisasi. Beberapa dasar dalam departementasi:
·
Departemen fungsional
Pekerjaan dapat dikelompokkan menurut fungsi dari organisasi. Perusahaan bisnis meliputi fungsi seperti : produksi, pemasaran,
keuangan, akunting dan personalia Rumah sakit
meliputi fungsi seperti : bedah, psikiatri, rumah tangga, farmasi dan
pesonalia.
·
Departemen territorial
Pembentukan kelompok atas dasar daerah geografis. Logikanya adalah bahwa
semua kegiatan dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan
kepada seorang manajer.
·
Departemen produk
Dalam
banyak perusahaan besar yang produknya beraneka ragam, kegiatan dan personalianya dikelompokkan atas
dasar produk
·
Departementasi pelanggan
Contoh departemntasi yang berorientasi pada pelanggan adalah lembaga pendidikan. Beberapa
lembaga pendidikan menyelenggarakan kuliah-kuliah tetap
dan kuliah ekstensi.
Dalam praktek, dasar-dasar penggolongan itu tidaklah
dianut secara konsekuen, sebab seringkali didasarkan atas
kombinasi dari beberapa dasar yang tersebut di atas.
1. Organisasi Formal
Organisasi
formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas.
Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan
hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara
pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja
direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal
harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur
organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran
(ukuran) satuan kerja.
Unsur dan Tiang Dasar Organisasi Formal
Ada 3 Unsur pokok organisasi formal, yaitu :
1. Sistem kegiatan terkoordinasi
2. Kelompok orang
3. Kerjasama mencapai tujuan
Tiang dasar teori organisasi formal:
1. Pembagian kerja
2. Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal)
3. Struktur
4. Rentang kendali
Ciri-Ciri Organisasi Formal
1. Suatu
organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara
jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah
jabatan-jabatan.
2. Tujuan
atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-tugas
organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban
resmi
3. Kewenangan
untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni,
satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan
tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
4. Garis-garis
kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan
setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas
keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
5. Suatu
sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan
secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan
dalam organisasi.
6. Proesedur
dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni,
peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan
diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka
dengan langganan dan pejabat lainnya.
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
9. Pegawai
dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis,
alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
10. Meskipun
pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan
jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Ciri-ciri
suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut
komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan
antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan
jabatan.
Ada pun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi formal adalah sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
Strategi
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat
disusun diantara para pimpinan dan bawahan. Menurut Chandler, pengubahan
strategi mengakibatkan perubahan desain organisasional. Peningkatan
kompleksitas menyebabkan struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien.
Perusahaan-perusahaan harus mengubah strukturnya menjadi struktur yang
desentralisasi.
2. Lingkungan yang melingkupinya
Dalam hal ini perlu dibedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut :
· Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau secara tiba-tiba.
· Lingkungan
berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi
(perubahan) mungkin terjadi dalam setiap atau seluruh bidang.
· Lingkungan bergejolak (turbulent environment), yaitu lingkungan di mana sering terjadi perubahan secara drastis.
3. Teknologi yang digunakan
Perbedaan
teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang- barang atau jasa
akan membedakan struktur organisasi. Semakin kompleks teknologi, semakin
besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Perusahaan yang ingin
sukses harus memiliki struktur yang sesuai dengan tingkat teknologinya.
4. Ukuran organisasi.
Besarnya
organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat
mempengaruhi struktur organisasi.Semakin besar ukuran organisasi,
struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur
yang tepat.
5. Anggota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan
dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja
sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan
manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran
komunikasi, wewenang dan hubungan diantara satuan kerja pada rancangan
struktur organisasi. Para manajer organisasi, terutama para manajer
puncak, akan mempengaruhi pemilihan strategi, dan pemilihan strategi ini
akan mempengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam organisasi.
2. Organisasi informal
Organisasi
Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar
maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak
seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan
antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak
terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi
seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi
organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang
dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga
dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut
Hicks:
- Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
- Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Organisasi Informal memiliki ciri-ciri :
- Lepas
- Fleksibel
- Tidak terumuskan
- Spontan
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar,
maupun tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak
seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak
hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan organisasi
yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh Organisasi Informal :
1. Arisan ibu-ibu
2. Orang-orang di kendaraan umum
3. Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola.
Sumber
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035431-definisi-dan-pengertian-pengorganisasian-menurut/#ixzz1iK6ktQ19
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2013/01/teori-pengorganisasian-dalam-fungsi.html
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035431-definisi-dan-pengertian-pengorganisasian-menurut/#ixzz1iK6ktQ19
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2013/01/teori-pengorganisasian-dalam-fungsi.html
3. Struktur Orgabisasi PT. Telkom
4. Manfaat Struktur Organisasi
Fungsionalisme struktural adalah
sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan
masyarakat sebagai sebuah struktur
dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.
- Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer.
- Teori struktural fungsional berkaitan erat dengan sebuah struktur yang tercipta dalam masyarakat. Struktural – fungsional, yang berarti struktur dan fungsi. Artinya, manusia memiliki peran dan fungsi masing – masing dalam tatanan struktur masyarakat
Dalam struktur organisasi fungsional,
setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan tempat dan peranan
si pemilik perusahaan. Transisi menuju spesialisasi ini membutuhkan
sebuah perubahan substansial dalam gaya
manajemen pimpinan perusahaan. Sebagai organisasi yang menumbuhkan dan
mengembangkan sejumlah produk dan pasar yang berkaitan, struktur organisasi ini
secara teratur berubah untuk merefleksikan spesialisasi yang lebih besar. Untuk
mengetahui format struktur organisasi fungsional, lihat gambar berikut.
. Manfaat Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi
fungsional, setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan
tempat dan peranan si pemilik perusahaan. Transisi menuju spesialisasi ini
membutuhkan sebuah perubahan substansial dalam gaya manajemen pimpinan
perusahaan. Sebagai organisasi yang menumbuhkan dan mengembangkan sejumlah
produk dan pasar yang berkaitan, struktur organisasi ini secara teratur berubah
untuk merefleksikan spesialisasi yang lebih besar. Untuk mengetahui format
struktur organisasi fungsional, lihat gambar berikut.
Struktur organisasi fungsional
ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
- Efisiensi melalui spesialisasi
- Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana
- Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada level manajemen puncak
- Dapat mendelegasi keputusan operasional sehari-hari
- Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi
Sedangkan
kekurangan dari struktur organisasi fungsional
adalah:
- Menyebabkan spesialisasi yang sempit
- Dapat mendorong timbulnya persaingan dan konflik antar fungsi
- Mengakibatkan sulitnya koordinasi di antara bidang-bidang fungsional
- Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi
- Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis dapat membuat perubahan menjadi sulit
- Membatasi pengembangan keterampilan manajer yang lebih luas
- Orang-orang dikelompokkan ke dalam departemen departemen menurut kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja.
Dengan struktur fungsional, organisasi membentuk divisi-divisi semi otonom, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Masing-masing divisi mengembangkan strategi tingkat unit bisnis dan memiliki fungsi produksi, pemasaran, akuntansi dan fungsi lainnya. Manajer fungsi melapor pada manajer divisi yang kemudian melapor pada manajer korporat. Pembagian divisi pada umumnya dilakukan atas dasar produk, geografis, dan pasar/pelanggan.Struktur fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Individu yang memiliki keahlian yang sama dikelompokkan bersama. Struktur fungsional terdiri dari fungsi-fungsi utama organisasi, yaitu: produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia/SDM.Kelebihan:1. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi2. Memusatkan keahlian organisasi3. Memudahkan manajer dalam melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja karyawan4. Memerlukan koordinasi internal yang minimum5. Meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya6. Sesuai untuk lingkungan yang stabilTipe Struktur FungsionalMendesain struktur berdasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu organisasi/divisi/sub divisi. Misal fungsi niaga, fungsi SDM dan fungsi teknik. Tipe ini memiliki kelebihan seperti berikut.1. Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi2. Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas3. Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialisDan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut:1. Lingkungan stabil2. Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi3. Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsionalNamun tipe fungsional juga memiliki sejumlah keterbatasan, seperti :1. Menekankan pada rutinitas tugas — kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang2. Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit3. Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi4. Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi — dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukanStruktur fungsional – jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen Akunting dan Administratif .Struktur Divisional. Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam: Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
1. Struktur produk – struktur sebuah produk berdasarkan pada pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut.2. Struktur pasar – struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar yang digunakan dan berdasarkan struktur ini, maka akan membedakan divisi dalam struktur.3. Struktur geografis – organisasi besar memiliki kantor di tempat yang berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur. Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.Kelebihan:1. Lebih mudah dalam pengelolaannya karena memecah organisasi menjadi divisi yang lebih kecil.2. Memungkinkan pembuatan keputusan strategis yang lebih luas dan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.3. Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.4. Manajer dapat memilih struktur (produk, geografis, pasar) yang paling sesuai dengan divisinya.5. Sesuai untuk lingkungan yang cepat berubah, tanggapan yang cepat pada perubahan karena adanya.
B. KERUGIAN STRUKTUR FUNGSIONAL DAN STRUKTUR DIVISIONALStruktur Fungsional Kelemahan :1. Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi.2. Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan.3. Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan.4. Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.Struktur Divisional :Kelemahan:1. Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.2. Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.3. Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.4. Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.5. Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.6. Duplikasi sumberdaya lintas divisi.7. Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi.8. Koordinasi yang buruk lintas divisi.9. Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.10. Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
Referensi jurnal:http://repository.binus.ac.id/content/A0172/
B. Actuating Dalam Manajemen
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya
secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agarsemua agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapaisasaran yang sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usahaorganisasi. Jadi actuating artinya
menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan
kesadaran secarabersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara
efektif.Dalam hal ini yang dibutuhka adalah kepemimpinan.Actuating
adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untukmelaksanakan secara fisik
kegiatan dari aktivitas tesebut, makamanajer mengambil
tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ),
perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga“
gerakan aksi “ mencakup kegiatan yangdilakukan seorang manager untuk
mengawali dan melanjutkankegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur
perencanaan danpengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.Dari
seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan(actuating) merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalamfungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungandengan aspek-aspek abstrak
proses manajemen, sedangkan fungsiactuating justru lebih menekankan pada
kegiatan yang berhubunganlansung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini,George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakanusaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian
rupahingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaranperusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut
olehkarena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lainmerupakan upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadikenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasianagar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan
(actuating)ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi
untukmengerjakan sesuatu jika :a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,b.
Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,c. Tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih penting,
atau mendesak,d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutane. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut
harmonis.Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut:1.
Mengimplementasikan proses kepemimpinan,pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenagakerja agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalampencapaian tujuan2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin
mengenaipekerjaan3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan4. Proses
implementasi program agar dapat dijalankan olehseluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasiagar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran danproduktifitas
yang tinggi.
2. Pentingnya Actuating Manajemen
3. Prinsip-Prinsip Penggerakan
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating
antara lain:
·
Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
·
Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
·
Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
·
Menghargai hasil yang baik dan sempurna
·
Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
·
Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan
yang cukup
·
Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi
dirinya
Pekerjaan seorang manajer tidak terlepas dari organisasi.
Secara umum organisasi diartikan sebagai
kumpulan dua atau lebih orang yang
bekerja sama secara terkoordinasi dan terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi
diperlukan untuk pencapaian tujuan bersama
secara efektif dan efisien. Manajer melakukan proses manajemen, mengoptimalkan
sumber daya yang ada untuk mengolah input guna mencapai tujuan organisasi
Proses manajemen mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Meskipun secara.
teoritis proses manajemen menunjukkan hubungan yang logis, dalam praktek,
proses manajemen yang dilakukan tidak selalu urut, dan seringkali dikerjakan
secara simultan.
4. Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerja sama secara efesien dan dengan demikian memperoleh kepuasaan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pengorganisasian merupakan tahap lanjutan setelah perencanaan, agar implementasi perencanaan dapat berjalan denganefektif dan efesien. Oleh karena itu , fungsi pengorganisasian dapat ditafsirkan sebagai kegiatan membagi-bagi pekerjaan , yaitu di antara orang-orang yang bekerjasama.
B. Definisi Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Pembagian Kerja
Struktur Organisasi Proyek Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
Struktur Organisasi Matriks Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
C. Fungsi Manajemen dalam Pengorganisasian
Semua sepakat bahwa fungsi manajemen digunakan untuk mencapai suatu tujuan perusahaan yang efektif dan efesien . Sebagaimana definisi manajemen yang di kemukakan G.R. Terry, bahwa manajemen adalah suatu proses aktivitas organisasi yang dijalankan untuk mencapai suatu tujuannya.
Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka proses manajemen harus dilakukan dengan baik.
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi personilia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat , serta terarah pada satu tujuan. Seperti dikemukan oleh G.R Terry , bahwa :
“Organizing is the establishing of effective behavioral relationship among persons,so thatmay work efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasksunder given environmental conditions for the purpose of achievening some goal or objective.”
2. Actuating Manajemen
A. Definisi Actuating
Fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (Disingkat POAC) dalam Mulyono (2008:23), yaitu “planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan),controlling (pengendalian)”. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa, “Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.” Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
B. Pentingnya Actuating dalam Organisasi
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
C. Prinsip Actuating
Prinsip Actuating dan Mencapai Actuating managerial yang efektif
Prinsip-Prinsip Penggerakan
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
• Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya.
• Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
• Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi.
• Menghargai hasil yang baik dan sempurna.
• Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih.
• Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
• Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
3. Mengendalikan (Controlling) Manajemen
A. Definisi Pengendalian (Contorilling)
Pengendalian sebagai sebuah fungsi dari manajemen telah mengalami perkembangan definisi dari masa ke masa, yang cukup popular adalah pendapat Usury dan Hammer (1994:5) yang berpendapat bahwa
“Controlling is management’s systematic efforts to achieve objectives bycomparing performances to plan and taking appropriate action to correct important differences” yang artinya pengendalian adalah sebuah usahasistematik dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkankinerja dengan rencana awal kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap perbedaan-perbedaan penting dari keduanya. Namun secara sederhana pengendalian dapat diartikan sebagai proses penyesuaian pergerakan organisasi dengan tujuannya.
efnitions Of Controlling
Pengeritian Pengendalian bisa sangat variatif tergantung kita mengambil dari teori siapa. Di sini ada pengertian engendalian menurut beberapa ahli :
G.R. Terry
Contrlling can be defined as the process of determiniing what is to be accomplished, that is standar; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary appliying corecctive measure so that performance takes places according to plans, that is, in conformity with the standard
Artinya :
Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan recana yaitu selaras dengan standar.
Harold Koontz
Control is the measurement and corrections of the performance of subordinates in order make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are complished.
Artinya :
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaiakan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tuuan-tujuan perusahaan dapat terlaksana.
Sangat jelas sekali bahwasanya fungsi pengendalian yang diambil dari sudut pandang definisi sangat vital dalam suatu perusahaan.
B. Langkah-langkah dalam Controlling
• Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
• Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
• Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
• Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
• Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar-benar realistis atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu harus diperbaiki.
C. Tipe-tipe Pengendalian (Controlling) dalam Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
D. Kontrol Proses Manajemen
Proses Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
1. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa:
Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang akan datang.
Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila sudah tidak realitas.
Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.
Jadi secara konseptual Sistem Pengendalian Manajemen diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan, yakni pemrograman, pengenggaran, pelaporan akuntabilitas dan kinerja serta sistem pendelegasian wewenang untuk membantu manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui strategi tertentu secara efisien dan efektif.
Referensi :
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Stephan, P.R. 2004. Manajemen; San Diego State University.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Actuating dalam wanvisioner.blogspot.com/2009/05/poac-planning-organizing-actuating-and.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.32 WIB.
Actuating dalam www.sarjanaku.com/2010/06/resume-manajemen-pendidikan.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.45 WIB.
Akhmad Sudrajat. 2008. Actuating dalam www.fileskripsi.com/2012/10/makalah-manajemen-pendidikan-sekolah.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.17 WIB.
Arif Rahman Tanjung. 2006. Actuating dalam httpidb4.wikispaces.comfileviewdv4004.pdf diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.43 WIB.
R.M.Lolowang. 2012. Actuating dalam httppublikasiilmiah.ums.ac.idbitstreamhandle1234567896872.%20LOLOWANG%20new.pdfsequence=1 diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.43 WIB.
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerja sama secara efesien dan dengan demikian memperoleh kepuasaan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pengorganisasian merupakan tahap lanjutan setelah perencanaan, agar implementasi perencanaan dapat berjalan denganefektif dan efesien. Oleh karena itu , fungsi pengorganisasian dapat ditafsirkan sebagai kegiatan membagi-bagi pekerjaan , yaitu di antara orang-orang yang bekerjasama.
B. Definisi Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Pembagian Kerja
Struktur Organisasi Proyek Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
Struktur Organisasi Matriks Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
C. Fungsi Manajemen dalam Pengorganisasian
Semua sepakat bahwa fungsi manajemen digunakan untuk mencapai suatu tujuan perusahaan yang efektif dan efesien . Sebagaimana definisi manajemen yang di kemukakan G.R. Terry, bahwa manajemen adalah suatu proses aktivitas organisasi yang dijalankan untuk mencapai suatu tujuannya.
Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka proses manajemen harus dilakukan dengan baik.
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi personilia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat , serta terarah pada satu tujuan. Seperti dikemukan oleh G.R Terry , bahwa :
“Organizing is the establishing of effective behavioral relationship among persons,so thatmay work efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasksunder given environmental conditions for the purpose of achievening some goal or objective.”
2. Actuating Manajemen
A. Definisi Actuating
Fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (Disingkat POAC) dalam Mulyono (2008:23), yaitu “planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan),controlling (pengendalian)”. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa, “Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.” Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
B. Pentingnya Actuating dalam Organisasi
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
C. Prinsip Actuating
Prinsip Actuating dan Mencapai Actuating managerial yang efektif
Prinsip-Prinsip Penggerakan
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
• Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya.
• Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
• Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi.
• Menghargai hasil yang baik dan sempurna.
• Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih.
• Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
• Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
3. Mengendalikan (Controlling) Manajemen
A. Definisi Pengendalian (Contorilling)
Pengendalian sebagai sebuah fungsi dari manajemen telah mengalami perkembangan definisi dari masa ke masa, yang cukup popular adalah pendapat Usury dan Hammer (1994:5) yang berpendapat bahwa
“Controlling is management’s systematic efforts to achieve objectives bycomparing performances to plan and taking appropriate action to correct important differences” yang artinya pengendalian adalah sebuah usahasistematik dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkankinerja dengan rencana awal kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap perbedaan-perbedaan penting dari keduanya. Namun secara sederhana pengendalian dapat diartikan sebagai proses penyesuaian pergerakan organisasi dengan tujuannya.
efnitions Of Controlling
Pengeritian Pengendalian bisa sangat variatif tergantung kita mengambil dari teori siapa. Di sini ada pengertian engendalian menurut beberapa ahli :
G.R. Terry
Contrlling can be defined as the process of determiniing what is to be accomplished, that is standar; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary appliying corecctive measure so that performance takes places according to plans, that is, in conformity with the standard
Artinya :
Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan recana yaitu selaras dengan standar.
Harold Koontz
Control is the measurement and corrections of the performance of subordinates in order make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are complished.
Artinya :
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaiakan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tuuan-tujuan perusahaan dapat terlaksana.
Sangat jelas sekali bahwasanya fungsi pengendalian yang diambil dari sudut pandang definisi sangat vital dalam suatu perusahaan.
B. Langkah-langkah dalam Controlling
• Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
• Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
• Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
• Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
• Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar-benar realistis atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu harus diperbaiki.
C. Tipe-tipe Pengendalian (Controlling) dalam Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
D. Kontrol Proses Manajemen
Proses Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
1. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa:
Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang akan datang.
Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila sudah tidak realitas.
Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.
Jadi secara konseptual Sistem Pengendalian Manajemen diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan, yakni pemrograman, pengenggaran, pelaporan akuntabilitas dan kinerja serta sistem pendelegasian wewenang untuk membantu manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui strategi tertentu secara efisien dan efektif.
Referensi :
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Stephan, P.R. 2004. Manajemen; San Diego State University.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Actuating dalam wanvisioner.blogspot.com/2009/05/poac-planning-organizing-actuating-and.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.32 WIB.
Actuating dalam www.sarjanaku.com/2010/06/resume-manajemen-pendidikan.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.45 WIB.
Akhmad Sudrajat. 2008. Actuating dalam www.fileskripsi.com/2012/10/makalah-manajemen-pendidikan-sekolah.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.17 WIB.
Arif Rahman Tanjung. 2006. Actuating dalam httpidb4.wikispaces.comfileviewdv4004.pdf diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.43 WIB.
R.M.Lolowang. 2012. Actuating dalam httppublikasiilmiah.ums.ac.idbitstreamhandle1234567896872.%20LOLOWANG%20new.pdfsequence=1 diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.43 WIB.
Langganan:
Postingan (Atom)