Sabtu, 03 Maret 2012

:Softskil dan Hardskil" Yugas Matematika Ilmu Alamiah Dasar

Nama : Dian Hendriany
Kelas :  1 PA 10 (3 PA 06)
NPM : 14509494

1. Sofskil Adalah????
Soft skills didefinisikan sebagai ”Personal and interpesonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, initiative, decision making etc.) Soft skills does not include technical skills such as financial, computing and assembly skills “. (Berthal). Softskills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut softskills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Di Indonesia belum ada dokumen resmi untuk memberikan informasi atribut soft skills apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja atau dunia usaha, Beberapa lembaga pendidikan/perguruan tinggi, lembaga konsultan SDM dan beberapa acara diskusi terbatas di DIKTI telah menghasilkan rumusan atribut soft skills yang bervariasi di dunia pekerjaan. Misalnya, hasil Tracer Study yang dilakukan oleh Departemen (dulu jurusan) Teknologi Industri Pertanian IPB tahun 2000, menyatakan bahwa atribut jujur, kerjasama dalam tim, integritas, komunikasi bahwakan rasa humor sangat diperlukan dalam dunia kerja.
Penulis buku-buku serial manajemen diri, Aribowo, membagi soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut


 2. Perbedaan Sofskil dan Hardskil 

Soft skill adalah Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILLS) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL SKILLS) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
Beda Soft Skill dan Hard Skill
Hard skill adalah kemampuan  yang dapat menghasilkan sesuatu sifatnya visible dan immediate . Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Contoh soft skill antara lain: kemampuan beradaptasi, komunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, conflict resolution , dan lain sebagainya.
Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test . soft skill dapat dinilai dengan menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan behavioral interview . Dengan behavioral interview , diharapkan kandidat-kandidat tidak  
3. keterkaitan Softskil dan Hardskil dalam dunia kerja11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

Kebutuhan Soft Skill Di Dunia Kerja11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111q      

Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.

Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :

  1. Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam  pengambilan keputusan yang win-win solution.
  2. Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan  tabah dalam menjalankan tugas.
  3. Motiovasi Diri, yang meliputi  kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
  4. Empati pada Sesama  ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
  5. Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)
Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi  yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.

0507276.blog.unikom.ac.id/softskill-dan.2pf


keterkaitan Softskil dan hardskil di perkuliahan
Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skill-nya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill (Direktorat Pendidikan ITB, 2005).
Apa yang membuat seseorang sukses? IP nyaris 4,00? Tampang keren? Calon Mertua Kaya? Keberuntungan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa IP hanya menduduki peringkat 17 dari 20 kualitas lulusan perguruan tinggi yang diharapkan dunia kerja.
Soft skill adalah kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada. Ini penting, karena banyak para lulusan penguruan tinggi ketika diminta berbicara, menyampaikan ide atau gagasan serta mempresentasikan karyanya, tidak siap (Pramudi, 2008).
Soft skill adalah kemampuan tak terlihat yang diperlukan untuk sukses (Ditdik ITB, 2005).
Soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional quotient). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Intra-personal skill:ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal. Inter-personal skill: ketrampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja secara optimal (UBB, 2008).
Soft skill adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Quotient) seseorang, yang dapat dikategorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan, optimasi. Soft skills ‘berbeda’ dengan hard skills yang menekankan kepada IQ, artinya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. (Karmilasari, 2008). Contoh perbedaan soft skills dan hard skills bisa dilihat di gambar di bawah ini:
Perguruan tinggi memandang lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi adalah mereka yang lulus dengan nilai tinggi. Sedangkan, dunia kerja menganggap bahwa lulusan yang high competence adalah mereka yang mempunyai kemampuan teknis dan sikap yang baik. Nah ini dia,kalau menurut saya..antara hard skill dan soft skill, ya…memang tidak bisa dipisahkan untuk menuju kesuksesan karir seseorang.60% Hard skill dan 40% Soft skill. (menurut pendapat saya ya..mungkin saja berbeda dengan anda). Tapi, alangkah baiknya jika kedua elemen ini seimbang dan proporsional (Wartawarga, 2009).

Sebagai salah satu contoh, Universitas Gunadarma sudah menerapkan sejumlah Mata Kuliah (MK) yang proses belajar-mengajarnya adaptif terhadap pengembangansoft skills. Penerapan MK tersebut tentunya dilatarbelakangi berbagai faktor pertimbangan yaitu:
1.  Perkuliahan di perguruan tinggi tidak hanya mengandalkan materi yang diajarkan di kelas. Mahasiswa perlu berinisitaif untuk memanfaatkan proses pembelajaran di luar kelas. Kata para ahli sih, sekarang sudah jamannya menerapkan metode “student centered learning” yang menempatkan mahasiswa sebagai “manusia pembelajar” yang harus aktif dan kritis dalam menjalankan proses pembelajaran. Jadi harus ada perubahan “mindset” di kalangan mahasiswa bahwa belajar di perguruan tinggi itu relatif berbeda dengan di SMA yang mungkin lebih mengandalkan peran guru di kelas, walaupun tidak menutup kemungkinan ada sejumlah SMA yang mulai menerapkan “student-centered learning”.
2. Ada kecenderungan bahwa mahasiswa belajar di kelas untuk penguasaan core competency atau hardskill sesuai dengan bidang ilmu atau program studinya masing-masing. Padahal kesuksesan seseorang tidak hanya mengandalkan penguasaan hard skill saja. Berbagai kemampuan dan ketrampilan lain sangat dibutuhkan seperti inisiatif, kemampuan komunikasi lisan dan tulisan, interpersonnal skill dan intrapersonal skills, kepedulian sosial, kerja sama dan kepemimpinan, kreatifitas dan inovasi, dll.
3. Memerlukan terobosan atau inovasi dalam proses belajar-mengajar. Kondisi itulah yang mendorong penerapan MK “soft skills” yang sarat dengan pemanfaatan ICT seperti blog, student digital locker, sistem student portofolio,  Student journalism, sistem komunikasi dosen-mahasiswa melalui studentsite – staffsite, serta sistem informasi pendukung lainnya.
4. Setiap civitas academica UG sebaiknya mulai berperan serta dalam mengatasi persoaan riil di masyarakat. Peran tersebut diantaranya melalui pendidikan publik atau memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah dalam bentuk tulisan-tulisan yang bermanfaat untuk masyarakat. Berbagai tulisan tersebut berifat “open content” atau dapat diakses oleh publik secara gratis. Kebijakan “open content” tersebut memerlukan komitmen terhadap perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), bukan bentuk plagiarisme, atau mengindahkan kaidah atau prinsip ilmiah. (Campus Blog, 2009).
Pertama adalah membuat dan mengembangkan wadah-wadah organisasi mahasiswa seperti BEM, BPM, HM, UKM dan kelompok-kelompok studi, serta bagaimana agar mahasiswa sadar bahwa hal itu penting untuk diikuti kemudian berpartisipasi aktif di dalamnya.
Kedua adalah mahasiswa didorong untuk mengikuti program-program pembinaan bidang penalaran, contohnya PKM, Mawapres, LKTM, Nulis di Blog (seperti saya) ;) , kelompok studi dll. Selain itu juga didorong untuk mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal.
Ketiga adalah usaha penularan softskills dari semua dosen saat mengajar, misalnya sikap disiplin (tidak pernah telat ke kampus) :p, bertanggungjawab, berkarakter, komunikasi yang baik, penuh perhatian, murah senyum dan punya rasa humor tinggi, ceria dan gembira, termasuk di dalam memberi penugasan-penugasan dalam perkuliahan.(Pramudi, 2008)
Keempat adalah jalin pertemanan dengan semua kalangan tanpa memandang umur, jabatan, pangkat, ras, suku, atau bahkan fakultas. Banyak mahasiswa yang hanya bergaul dengan itu-itu saja temannya (geng),  jelas itu sangat membatasi diri untuk bergaul, berbagi cerita, bertukar pengalaman, dan sebagainya.

hardskill (20%), and financial (10%)
Nah dari paparan tersebut diatas memberikan kesimpulan kepada kita bahwa pendidikan tidak sekedar membuat mahasiswa menjadi pandai, melainkan bagaimana mahasiswa  diajak untuk berdaya agar menjadi cerdas dan kompetitif. Intinya, soft skill dilatih dengan cara sering berinteraksi dan menyeimbangkan aktivitas akademik dan non akademik.

      




Tidak ada komentar:

Posting Komentar